Selasa, 20 Mei 2014

Menjaga hati.

Apakah kamu pernah patah hati gara-gara sesuatu yang mungkin kamu pikir itu cinta? Sesering apa kamu jatuh bangun dalan hubungan percintaan? Pernahkah kamu menangisi seseorang karena dia tak acuh? Aku sih pernah. Tapi jujur aku malu. Beruntung dia tidak mengetahuinya, kalau dia sampai tau pastinya membuat dia sok cantik. Rasanya aku seperti orang bodoh bila menangisi seseorang yang sekarang menurutku membosankan.

Menjalani hubungan dengannya layaknya suami istri yang pisah ranjang. Aku tak mengerti apakah memang seperti itu gaya dia berpacaran. Yang aku rasakan adalah seperti itu. Sangat berkontradiksi dengan saat-saat pertama kali kami saling mengenal. Aku begitu bahagia seperti anak kecil yang menemukan hobi batu ketika pertama kali bertemu dengannya. Karena dia begitu menarik di mataku. Tiap hari yang ada rasa kangen menyelimuti diri ini. Sehari tak menyapa, seperti sebulan. Melihat fotonya saja bisa menggetarkan hati dan membuat jantung berdebar girang.

Kini, hanya sapaan biasa yang kami lakukan via instant messaging. Aku tak tahu apa yang ada di hatinya. Memang sudah sifat kebanyakan manusia yang ingin segalanya jelas, jelas hitam atau putih, yes or no. Ini yang aku harapkan darinya waktu itu. Sehingga hari-hariku pun dirundung mendung kegalauan. Andai saja aku bisa mengikatnya dengan tali perkawinan. Pasti sudah aku lamar dia dari dulu. Tapi kisah kita kan beda. ;( Kisah cinta kami ini kan complicated. Jadi tidak bisa mengharap kepastian yang lebih dari kepastian bahwa dia kini masih mau menjalani hubungan denganku walaupun tidaklah sepenuhnya.

Biarkan saja aku menjaga perasaan ini. Menjaga segenap cinta yang mampu dia berikan kepadaku. Walaupun sebenarnya aku mengharapkan lebih.

Aku menunggu perasaan rindu itu yang seolah adalah harapan hidup. Di dalam penungguanku kadang aku mendapatkan getaran hati bila berjumpa orang lain. Aku sudah mempunyai seseorang tetapi seperti jatuh cinta lagi. Entah, tapi inilah kejujuran nurani. Tapi sejujurnya aku tak mau melukain hati nan suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar